08 May Nasi Liwet dan Tradisi Kerukunan Masyarakat Indonesia
Oleh: Elvy Yusanti
Nasi Liwet, sebetulnya bukan nama untuk jenis menu tetapi lebih pada cara memasak nasinya. Sampai hari ini saya masih memasak dengan teknik liwet, beras diberi air dan dimasak di atas kompor sampai setengah matang atau sampai airnya asat (habis).
Diamkan beberapa saat (kalau saya ditutup), lalu nasi diaron atau dimatangkan dengan cara dikukus dengan dandang. Teknik memasak nasi cara kuno. Sementara kebanyakan masyarakat saat ini menanak nasi dengan rice cooker yang praktis dan relatif lebih cepat.
Liwetan, yang saat ini hits, dilakukan saat kumpul-kumpul seperti pertemuan keluarga atau arisan dimaknai untuk memperkuat tali silaturahmi. Makan bersama dengan alas daun, nasi dengan toping Teri, Pete, Ikan, Ayam, Sayuran dan sambal.
Jika bicara Nasi Liwet Solo beda lagi. Nasinya dimasak dengan santan, tekturnya pulen, beda dengan Nasi Uduk khas Betawi. Sayurannya Labu ditumis, Telur Rebus dan Ayam Suir. Liwetan ala Sunda berbeda, lebih kurang seperti foto yang saya posting. Sementara di Jawa Timur, dikenal dengan istilan Bancakan atau makan bersama-sama.
Resep Nasi Liwet
Beras, garam, bawang merah ditumis, teri goreng, Sereh, Lengkuas, Daun Salam, Cabe Rawit merah.
Cara membuat:
Nasi diaron dalam panci bersama semua bumbu kecuali bawang merah tumis dan teri. Setelah air berkurang matikan kompor, masukkan teri dan tumisan bawang. Tutup panci diamkan beberapa saat sebelum dikukus. Setelah matang sajikan dengan lauk, lalapan, sambal atau sayuran sesuai selera.
Rasanya setiap daerah memiliki kekhasan dalam menyediakan masakan untuk dimakan bersama. Tapi intinya, masyarakat Indonesia itu senang bekerjasama, saling membantu dalam kesulitan dan hidup rukun. Tentu wajah asli orang Indonesia bukan yang akhir-akhir ini tampak di media sosial, senang liat orang susah dan susah liat orang senang.
No Comments