02 Nov Sensasi Berendam Air Belerang di Ciseeng
Oleh: Elvy Yusanti
Mencium bau belerang yang menusuk mengingatkan saya pada pendakian ke Gunung Welirang belasan tahun lalu. Gunung yang terletak di perbatasan Kota Batu, Kabupaten Pasuruan dan Mojokerto, Jawa Timur ini merupakan gunung berapi aktif dengan ketinggian 3.156 mdpl.
Dikutip dari Wikipedia, “Welirang” atau Walirang dalam bahasa Jawa berarti belerang.
Masih terbayang di benak saya, sejumlah pencari belerang tengah memotong batu-batuan di Puncak Gunung Welirang, kemudian dimasukkan keranjang, dipikul untuk dibawa turun. Takjub dengan bapak-bapak setengah baya yang membawa batu berat, turun dari atas gunung. Luar biasa!!
Hari Jumat, minggu lalu saya kembali mencium bau belerang. Tapi saya tidak sedang mendaki Gunung Welirang, tapi berada di Pemandian air hangat Ciseeng, Bogor, Jawa Barat. Ide piknik ke Ciseeng berasal dari sahabat saya, Fitri Supratiwi. Kebetulan lokasinya tidak terlalu jauh dari kediaman kami di Depok, Jawa Barat.
Kami berangkat dari rumah pukul 08:00 WIB, menumpang mobil online menuju Tirta Sayaga, Ciseeng berjarak sekitar 9 KM. Di kawasan ini ada beberapa lokasi pemandian air hangat Belerang, Tirta Sanita dan yang lagi hits, Gunung Peyek.
Gunung Kapur
Tirta Sayaga adalah tempat wisata yang dikelola Pemda Bogor, suasananya asri karena banyak ditumbuhi tanaman dan pohon besar. Tiket masuknya cukup terjangkau, Rp 15 ribu / orang. Memasuki lokasi ini, pengunjung disuguhi pemandangan “gunung kapur” tak jauh dari pintu masuk. Lalu kita akan menyaksikan gundukan batu kapur yang lebih tinggi setelah menaiki tangga.
Saya berpapasan dengan Nia, warga Tangerang yang tengah menaiki tangga bersama kawannya. Ia tampak ngos-ngosan menaiki tangga yang dibatasi oleh pegangan besi. “Saya sudah dua kali kesini. Pengen berendem air hangat belerang lagi,”katanya.
Nia mengaku tertarik kembali ke Tirta Sayaga karena memang kesengsem khasiat air belerang. Menurutnya, selain menyegarkan, efek berendam air belerang bisa mengurangi stres.
“Gunung kapur” ini digunakan untuk spot foto bagi pengunjung. Dari puncaknya, kita bisa menyaksikan pemandangan sawah hijau yang terhampar.
Berendam Air Belerang
Tirta Sayaga memiliki fasilitas pemandian air hangat. Namun sejak pandemi, kolam renang tidak difungsikan. Sementara kolam kecil untuk berendam baru saja dibuka kembali. Untuk berendam di kolam yang berada dalam kamar mandi pengunjung harus merogoh kocek Rp 50 ribu sampai Rp 125 ribu dengan waktu beragam. Ada yang untuk perorangan dan juga keluarga. Pengunjung tinggal memilih fasilitas yang sesuai dengan kebutuhannya.
Kolamnya bersih, demikian juga dengan airnya, bening dan mengalir. Saya dan Fitri mencoba merasakan sensasi berendam air hangat bau belerang selama 40 menit. Belerang atau sulfur konon dipercaya bisa menyembuhkan penyakit kulit, mengangkat sel kulit mati, mengatasi penuaan dini, dan mengobati nyeri radang sendi. Selain baunya yang khas, air belerang terasa lengket di kulit. Saya merasakan efek tenang dan badan menjadi segar.
Sekitar dua jam kami berada di Tirta Sayaga, waktunya pulang untuk mencari makan siang. Di masa pandemi ini, kita memang masih harus menahan diri untuk tidak terlalu sering bepergian, terutama ke luar kota kecuali ada urusan penting.
Tapi jika mulai jenuh dan ingin “mencari angin”, berkunjung ke tempat wisata yang tidak terlalu jauh dari tempat tinggal bisa jadi pilihan. Coba saja menelusuri lewat mesin pencari Google, pasti banyak tempat seru untuk sekadar refresing yang nggak terlalu jauh dari rumah. Oiya, jangan lupa tetap gunakan protokol kesehatan, mengenakan masker, cuci tangan/gunakan hand sanitizer serta hindari kerumunan.
No Comments