Sagu Sep Makanan Favorit dari Merauke

Penulis: Dewi Suspaningrum

Makanan khas untuk suku Marind, di wilayah Merauke, Papua, Indonesia adalah Sagu sep. Sagu sep memiliki citarasa yang sangat gurih atau tergantung isiannya. Sagu sep adalah makanan yang dibuat dari sagu yang dicampur dengan kelapa dan daging, ulat sagu atau ikan gabus bahkan bisa juga pisang atau buah-buahan yang dibungkus daun pisang dan diikat dengan kulit kayu dan dimasak dengan cara diletakkan diatas bara batu (bakar batu) yang ditutupi dengan dedaunan dan kulit kayu bus.

Bahan utama adalah tepung sagu yang tidak boleh ketinggalan. Seperti yang kita ketahui sagu adalah bahan makanan utama bagi masyarakat Indonesia mulai dari NTT, Maluku hingga Papua. Selanjutnya adalah menyiapkan bumbu khas untuk pembuatan sagu sep seperti bawang merah, bawang putih, jahe lengkuas dan sereh yang kemudian diblender menjadi satu.

Proses pembuatannya adalah mencampurkan tepung sagu dan kelapa parut hingga berbaur menjadi satu, dan terus diuleni hingga khalis. Kemudian ditambahkan daging rusa dan bumbu yang sudah dihaluskan terlebih dulu. Kalau menginginkan rasa pedas bisa menambahkan cabe giling sesuai selera.

Namun buat anda yang vegetarian tidak perlu kuatir, karena isian atau campuran sagu sep bukan hanya daging atau ikan, tapi bisa juga pisang atau buah-buahan tropis lainnya seperti nenas, mangga atau kelapa muda. Jika menggunakan pisang dan buah-buahan sebagai isian maka pisang dan buah-buahan harus di lumatkan dulu atau bisa di belender dan dicampurkan dengan campuran tepung sagu dan kepala parut. Untuk buah-buahan dan pisang maka tidak perlu bumbu halus cukup tambahkan sedikit gula dan garam. Lalu adonan yang sudah kalis di bungkus dengan daun pisang hingga rapat dan diikat dengan tali daun kelapa atau sesetan bambu.

Pembuatan sagu sep selanjutnya adalah menyiapkan api untuk membakar batu berukuran sebesar kepalan tangan yang disebutnya tradisi “bakar batu” atau “barapen”. Batu yang panas kemudian disusun disekitar tumpukan alas daun pisang.

Adonan sagu sep yang sudah terbungkus ketat kemudian ditaruh di atas daun pisang ditutup rapat dengan daun pisang. Daun pisang yang berisi tumpukan sagu sep dan sayuran kemudian ditindih dengan batu panas serta ditambahkan daun buus atau kulit batang pohon eucaliptus untuk menjaga uap panas agar tidak hilang.

Pemasakan dengan cara bakar batu atau orang merauke menyebutnya “sep” ini selama kurang lebih 15 hingga 20 menit. Secara tradisi, sagu sep terbagi 3 jenis. Berdasarkan jenis isiannya  sagu sep disebut “Nggalamo” jika isiannya berupa daging rusa atau daging lainnya termasuk ulat sagu  (lebih spesifik adalah daging hewan yang biasa buat lauk makan sagu). Disebut “Siu” kalau isian sagu sep berupa pisang atau buah buahan, serta disebut “Gelus” kalau isiannya berupa ikan atau makanan laut lainnya. Makanan ini biasanya dinikmati dengan sayuran tumis bunga pepaya atau tumis kangkung ditenami secangkir teh atau kopi hangat.

Merauke, Dee, 20082020

End-

Bagaimana menurut Anda tentang artikel ini?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
Tags:
,
Dewi Suspaningrum
Dewi Suspaningrum
dewi@kenariguesthouse.com
No Comments

Post A Comment