Sate ‘Laler’ yang Maknyus

Penulis : Dewi Suspaningrum

Jangan berprasangka negatif dulu dengan sebutan sate “Laler” karena sejatinya sate ini adalah sate berbahan utama daging ayam. Namun karena di potong kecil-kecil seukuran dadu, mainan ular tangga, makanya disebut sate laler. Lucu ya masa laler di sate. Sate laler atau di kampungku dikenal dengan sebutan sate “Ambal” karena awalnya memang merupakan makanan khas dari desa Ambal, Kutowinangun, Kebumen, Jawa Tengah.

Sate ini memang legenda. Dulunya menjadi sajian makanan mewah kala lebaran tiba, disamping makanan utama yaitu opor ayam. Tentu di zaman itu bahan utamanya sudah pasti ayam kampung, dan nenek buyutku tak pernah absen menyajikannya sebagai makanan utama untuk menyambut para sedulur yang datang bersilaturahmi.

Sate Ambal biasa disajikan dengan ketupat ataupun lontong. Sementara sambalnya yang membedakan dengan sate ayam kebanyakan, adalah sambal kedelai yang dihaluskan dan dibumbui bersama rempah berikut cabe, bawang putih, bawang merah, kencur dan daun jeruk. Kini di sepanjang jalan Pasar Lama Jl. Raya Kutowinangun, banyak berjajar pedagang sate ayam Ambal. Namun kini yang dijual bukan lagi berbahan utama ayam kampung tapi ayam negeri dengan harga Rp. 15.000,-/porsi.

Rasanya?? Wooww.. jangan ditanya deh. Pokoknya Maknyus!!!. Saya tidak sedang meminjam istilah pak Bondan Winarno almarhum, tapi itulah istilah yang pas karena dulu semasa suami saya yang membuat program “Wisata Kuliner” di Trans-TV sempat meliput makanan ini dan langsung menjadi booming. Saya-pun juga pernah membuat liputannya di program “Archipelago” Metro TV yang saya lahirkan tahun 2002 dan telah memberikan sejumlah penghargaan buat Metro TV bahkan hingga tingkat Asia Pasifik. Alhasil, kuliner ini kini menjadi icon wilayah Kutowinangun, Kebumen, Jawa Tengah. Selain  sate laler, masih banyak makanan tradisional lain yang bisa anda cicipi seperti cucur gula merah, krasikan wijen, jadah ketan, dan terik putih daging, juga sayur mercon tempe gembus hingga rengginang.

Kebumen, Dee, 210121

 

 

Bagaimana menurut Anda tentang artikel ini?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
Dewi Suspaningrum
Dewi Suspaningrum
dewi@kenariguesthouse.com
No Comments

Post A Comment